KALIMAH "LAA ILAAHA ILLALLAAH" || Cerita Pembanding Ahli Ibadah yang Celaka
Iman terdiri atas 73 bagian. Iman paling adna adalah imathotul adaa 'aniththotiq . Ya'ni menyingkirkan hal yang menyakitkan orang dari jalan. Sedangkan iman yang utama ialah ucapan laa ilaaha illaLlah.
Begitu absolut kalimah laa ilaaha illaLlah. Hingga ada hadis yang kita pasti tak asing lagi. Man qoola laa ilaaha illaLlah dakholal jannah wa in zaana wa in saroqo. Orang yang mengucapkan kalimah laa ilaaha illaLlah maka akan masuk surga, meskipun berbuat zina dan mencuri.
Berarti Islam memperbolehkan zina dan pencurian? Ya bukan. Kebenaran kalimah laa ilaaha illaLlah tidak dipengaruhi oleh tindakan qo'il.
Sama halnya seperti 1+1 = 2. Napi yang baru dilepaskan dari lapas akan bilang satu ditambah satu sama dengan dua. Penjaga lapas pun akan mengatakan demikian. Kupu-kupu malam ketika ditanya satu ditambah satu jawabannya juga dua. Kemudian seorang yang berjubah pun menjawab hal yang sama.
Bagaimana dengan kalimah laa ilaaha illaLlah? Tentu lebih haqq dan lebih absolut kebenarannya. Orang yang tidak meyakini kebenaran kalimah ini berarti akal sehatnya tlah terganggu.
Di hadis musnad Ahmad diceritakan bahwa ada seorang yang dihisab di depan umum. Allah kalau mau mempermalukan seseorang hisabnya didepan umum (publik). Dipertontonkan semua amal-amalnya.
Singkat cerita kesalahan yang tercatat sepanjang pandangan mata (maddul bashor). Ada 99 dokumen kesalahan yang terarsipnrllnrapi dalam buku catatan malaikat. Tatkala di interogasi oleh Allah SWT ia juga ndak bisa mengelak. "Apakah ini benar?" "Benar Ya Allah." "Kamu punya dalih pembelaan?" "Gaada Ya Tuhanku."
Malaikat bersemangat mendengar hal itu lalu menyeret orang tadi ke tepi neraka. Ujug-ujug (tiba-tiba) distop Allah SWT. "Nanti dulu, Kat. Ia punya satu amal kebaikan"
Satu amal saja? Iya, benar. Amal apa kira-kira. Tepat. Dia pernah melafazkan kalimah laa ilaaha illaLlah dengan ikhlas (pembahasan ikhlas akan kita kupas di lain kesempatan). Harga ikhlas yang tidak bisa ditandingi oleh apapun.
Ucapan kalimah laa ilaaha illaLlah karena berharap surga atau menghindari neraka ndak termasuk dalam kategori ikhlas. Andaikan tiada surga dan neraka, Allah tetap tuhan dan kalimah ini tetap haqq. Ikhlas adalah sesuatu yang mudah diucapkan sekaligus sulit diaplikasikan.
Amal kebaikan yang hanya satu tadi ditimbang dengan 99 kesalahan. Salah satu ruas Mizan (timbangan) diberi 99 kesalahan, sedangkan ruas satunya untuk kalimah laa ilaaha illaLlah yang ikhlas.
"Kamu yakin kalimah laa ilaaha illaLlah kalah dengan kesalahan-kesalahan? " tanya Allah pada malaikat-Nya. Sudah pasti kalimah suci ini akan menang. Bibarokati ucapan ini kesalahan yang digelar sejauh mata memandang sudah tidak ada harganya lagi.
Akhirnya, orang tadi diampuni dan dirahmati Allah SWT, dimasukkan ke dalam surga-Nya.
Kisah pembanding kyai Barshesho (lihat Ahli Ibadah yang Celaka di https://kangnarlan.blogspot.com/2017/03/kisah-renungan.html?m=1) ini masyhur. Memang hadis man qoola laa ilaaha illaLlah dakholal jannah diimani oleh semua mukmin. Asalkan meninggal membawa kalimah ini niscaya Allah memberikan ampunan.
Tapi, terkadang kalimah ini rusak ketika dibawa oleh orang yang kurang menghargai tauhid. Kalau rusak dan sampai pada naza', dikhawatirkan mati dalam keadaan su'ul khotimah. Na'udzu biLlahi min dzalik.
Allaumma inna nas'aluka husnal khotimah.
Wallahu a'lam bisshowab
Jumat, 1 Mei 2020 (8 Ramadhan 1441H)
Kritik saran copy : hubungi penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar