Al Faqir Al Jatihadi

Al Faqir Al Jatihadi
Menulis : Bekerja Untuk Keabadian || Ruhku mungkin akan berpisah dengan jasad. Namun, tulisanku akan tetap bersamamu jika kau mau.

Rabu, 08 Maret 2017

FILOSOFI PETANI || Sebuah Karya Sarat Makna

Filosofi Petani

Dokumentasi Penulis(*)

Kehidupan masyarakat di pedesaan tak asing lagi dengan istilah tandur, dangir, ulur, sulam, panen dll. Lekat dengan suasana asri nan semi.

Tak jarang pagi-pagi sekali banyak yang mengenakan caping dan pacul. Kaki t'lah melangkah ke sawah sebelum para karyawan kantor pergi ngantor. Sebelum para siswa ke sekolah. Sebelum matahari beranjak dari persembunyiannya.

Bisa jadi, tanah yang digarap seorang petani bukan hanya hitungan meter persegi, tapi hekto meter persegi. Kita familiar dengan sebutan hektar. Apa pun itu. Ini bukan tanah yang sempit. Analoginya kalo rumah tipe 54 itu 6m x 9m. Kalo 1 hektar berarti 100 m x 100m.

Taruhlah  tanah yang akan dicangkul seorang petani (read java : tani utun) sekitar 3 hektar. Dia hanya bekerja seorang diri karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Yang dililihat oleh seorang petani tersebut adalah tanah di depannya. Yang dilakukan oleh dia adalah mencangkul tanah di depannya selangkah demi selangkah.

Hari ini dapat 100 meter persegi. Esok hari pun demikian. Ketika lelah, rehat sejenak. Ketika lapar, makan. Hari demi hari dilalui olehnya. Karunia Illahi dan jerih payahnya yang tercurah dari setiap tetesan keringatnya.

Dan memang, tidak dipungkiri lagi,
*hasil tidak akan mengingkari proses yang berjalan*.

Akhirnya, tanah seluas itu dicangkul hingga seluruhnya.

Kita kembali ke padi. Ya, padi. Kenapa? Karena di Indonesia utamanya di Jawa makanan pokok kita ya berasal dari makhluk satu ini. Makhluk yang dalam bahasa Arab dinamai ar-ruz.

Kearifan lokal masyarakat kita memang tak disangsikan lagi. Untuk menyebut makhluk ini kita punya banyak nama. Kalau habis panen namanya gabah. Setelah di keringkan dan di selep menjadi beras, yang kecil namanya menir.

Ndak hanya sampai di situ. Beras yang dimasak bisa menjadi nasi, bubur, lontong, ketupat, bongko, dan masih buanyak lagi. Kalian pasti familiar dengan semua makanan. (Puasa mbayangin makanan gapapa😅)

Nama olahan beras (padi)  tergantung pada pembuatan dan juga penyajian yang digunakan. Tentunya dengan citarasa yang tiada duanya.

(Ada banyak makna tersirat, silakan diambil yang bermanfaat)

(*) Gambar diambil tgl 12 Mei 2020. Satu langkah dari rumah. Karena rumah penulis sangatlah mewah (mefet sawah🤭)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Realistis Itu Seperti Apa? | Dr. Fahruddin Faiz

Hidup Realistis Jauhi Beban Hidup 1. Konsep Self Reservation. Lestarikan dirimu, penuhi semua hobi kesenangan secukupnya.  2. He who lives i...

Most Viewed || Banyak Dilihat