Al Faqir Al Jatihadi

Al Faqir Al Jatihadi
Menulis : Bekerja Untuk Keabadian || Ruhku mungkin akan berpisah dengan jasad. Namun, tulisanku akan tetap bersamamu jika kau mau.

Rabu, 30 Mei 2018

Khidmah Tanpa Lelah || Mohamad Kambali



Khidmah Tanpa Lelah
Oleh: Sunarlan

Sosok yang totalitas dalam melayani siswa serta santri itu bertempat tinggal di Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Santri-santri memanggil beliau dengan panggilan Ustadz Kambali. Kesibukan beliau sekarang adalah mengampu ngaji pagi, mengampu kelas 3 Wustho Madrasah Diniyyah Al Asror, dan mengajar di SD Islam Hidayatullah.

Ustaz Kambali mempunyai nama lengkap Mohamad Kambali, seperti yang tertera pada akta kelahiran. Lahir di Grobogan pada tanggal 18 Desember 1981. Ustaz Kambali termasuk alumni Pondok Pesantren Salafi Putra Al Asror. Suami Bu Jamiatun tersebut menikah pada bulan Desember 2011, kemudian berdomisili di Kelurahan Patemon.
Salah satu rutinitas beliau setiap pagi, kecuali hari Jumat dan Minggu, adalah mengajar santri pondok putra Al Asror. Menjamah santri putra mulai tahun 2013. Tahun 2000 s.d. 2003 sibuk dalam aktivitas les bagi siswa Madrasah Aliyyah. Jabatan TU Madrasah Diniyyah Al Asror diemban pada tahun 2003 s.d. 2006, dilanjutkan menjadi Pembina Madrasah Diniyyah Al Asror sampai sekarang.
Di samping itu mengampu ngaji pagi, kesibukan mengajar Matematika di SD Islam Hidayatullah, Banyumanik, tidak dapat ditinggalkan. Tepatnya tahun 2008, awal mengajar di SD tersebut hingga sekarang. Sebelum di SD tersebut, beliau pernah mengajar Matematika di SMP Al Islam tahun 2004 s.d. 2005, MTs Al Islam tahun 2004 s.d. 2005, dan SMP Islam Hidayatullah tahun 2005 hingga 2008.

Banyak pelajaran yang dapat saya ambil setelah memerankan sebagai pribadi beliau. Pandangan beliau terhadap orang lain wajib bagi saya kaji. Mengapa demikian? Ketika orang lain memandang santri yang tidak berangkat itu malas, beliau tidak langsung menghakimi seperti itu. Bukan hanya dari satu sisi, melainkan berbagai sisi harus dicermati.
Penelusuran masalah hingga ke akar mutlak dilakukan. Misalnya kasus yang biasa terjadi adalah ketidakberangkatan santri dalam majelis. Masalah klasik tersebut setiap periode nyaris selalu ada. Hasil penyelisikan menunjukkan bahwa faktor latar belakang, lingkungan, teman sebaya, dan pengampu berperan terhadap tingkat kehadiran santri.
Pesan yang tidak akan lepas adalah teruslah belajar, jangan sia-siakan waktumu, dan berilah kemanfaatan pada orang lain. Apa yang dapat dilakukan, lakukanlah. Jangan takut gagal karena kegagalan itu hal yang lumrah. Jangan mudah putus asa.
(Penulis melakukan wawancara pada tanggal 17 Desember 2017)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Realistis Itu Seperti Apa? | Dr. Fahruddin Faiz

Hidup Realistis Jauhi Beban Hidup 1. Konsep Self Reservation. Lestarikan dirimu, penuhi semua hobi kesenangan secukupnya.  2. He who lives i...

Most Viewed || Banyak Dilihat