Al Faqir Al Jatihadi

Al Faqir Al Jatihadi
Menulis : Bekerja Untuk Keabadian || Ruhku mungkin akan berpisah dengan jasad. Namun, tulisanku akan tetap bersamamu jika kau mau.

Selasa, 09 April 2019

Kegagalan Nabi Isa Alaihi Salam || Misi Tauhid


Kegagalan Nabi Isa Alaihi Salam
 Oleh: Al Faqiir Al Jatihadi


Indikator keberhasilan seorang nabi dapat dilihat dari ketauhidan umatnya. Allah SWT sampai “nggojlok” Nabi Isa AS perkara ketauhidan umat Nabi Isa AS. Misi Nabi Isa mengajak umat menyembah Allah, mengesakan Allah. Lha kok setelah ditinggal nabinya, mereka menganggap Isa AS sebagai Tuhan. Kok bisa? Salah satu illatnya adalah sifat Agung yang dianugerahkan oleh Allah kepada Beliau.
Termasuk mu’jizat Beliau adalah kemampuan menghidupkan orang yang telah mati. Umat menganggap mu’jizat tersebut sebagai sifat Tuhan. Akhirnya sepeninggalan Nabi Isa, umat Beliau berasumsi Isa adalah tuhan. Padahal rasul diutus untuk menyampaikan risalah dari Sang Maha Segalanya. Misi gagal.
Ini redaksi “gojlokan” Allah kepada Nabiyyullah Isa alaihissalam:

Sama kasusnya dengan kisah ulama Qur’an yang mempunyai murid. Ketika murid mencintai Qur’an sebab belajar dengan ulama tersebut maka dapat dikatakan beliau sukses. Namun, apabila sang murid terlalu “menggandrungi” personal ulama dengan berasumsi “ngaji Al Qur’an tidak enak kalau tidak dengan Ustadz X ” semisal, maka kita boleh men-state si ustadz tersebut gagal.
Kalau mau dikaitkan dengan umaro pun bisa. Negara yang baik(berhasil) adalah yang sesuai konstitusi. Siapapun presidennya asal menjalankan sesuai konstitusi maka negara aman. Misi sukses. Kalau cuma mengandalkan performa personal maka bisa jadi seorang presiden menjabat hingga ajalnya tiba
Berbeda dengan kisah Nabi Musa AS. Beliau benar-benar lari terbirit-birit tatkala Fir’aun dan pasukannya mengejar. Kalau Nabi Musa dekat dengan Sang Pencipta, mengapa harus lari? Ya karena untuk menunjukkan bahwa yang berkuasa dan Maha Kuasa tak lain adalah Allah Sang Kholiq. Konstitusi tauhid umat terjaga.
Begitu pula dengan sifat Nabi akhir zaman. Ya, baginda Rasululah SAW. Allah menyifati Rasulullah dengan sifat manusia. Rasulullah akan meninggal sebagaimana orang kafir. Sifat yang tidak keren sama sekali. Tapi begitulah Allah menjaga konstitusi ketauhidan yang dibawa Rasulullah. Alhasil, Nabi Muhammad tetaplah seorang rasul, Allah tetap Tuhan. Tiada asumsi umat Rasulullah yang mengatakan Muhammad bin Abdullah itu Tuhan. Misi Sukses.
Kita telah maklum jika nabi memiliki sifat jaiz ya'ni a'roh al basyariyyah. Nabi punya sisi kemanusiaan, seperti makan, minum, menikah dll.

Wallahu a’lam
Sumber: Ceramah Gus Baha’ yang dipublikasikan pada 31 Maret 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Realistis Itu Seperti Apa? | Dr. Fahruddin Faiz

Hidup Realistis Jauhi Beban Hidup 1. Konsep Self Reservation. Lestarikan dirimu, penuhi semua hobi kesenangan secukupnya.  2. He who lives i...

Most Viewed || Banyak Dilihat