Muqoddimah
Segala puji bagi Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam, Sang
Kreator langit dan bumi, Sang Maha Pengatur kreasi-Nya. Dialah yang mengutus
para utusan kepada orang yang mukallaf agar menunjukkan jalan yang lurus dan menjlentrehkan
tuntunan-tuntunan agama dengan dalil-dalil (hujjah2) yang pasti.
Muallif kitab, yakni Yahya bin Sarofuddin an-Nawawi (wafat 676H),
yang kita kenal dengan Imam Nawawi, bersaksi bahwasanya tiada dzat yang
pantas disembah secara haqq kecuali Allah SWT, Dzat Yang Mahaesa dan Maha
Pemaksa. Dzat Yang Suka Memaafkan dan juga Mulia.
Beliau juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan sekaligus kekasih, makhuq paling utama yang dikaruniai mu’jizat al
a’dhom berupa al Qur’an al-Karim yang senatiasa dijaga oleh Allah SWT ilaa
yaumil qiyamah. Alqur’an menjadi pedoman hidup. Semoga rahmat Allah melimpah
pada baginda Nabi, para nabi dan keluarga Beliau-beliau.
Amma
ba’du. Muallif meriwayatkan dari shohabat Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin
Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu Darda’, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik,
Abu Huroiroh dan Abu Sa’id al Khudri: Sesungguhnya Rasulullah bersabda: orang
yang hafidz (hapal) 40 hadis maka dibangkitkan Allah pada yaumil qiyamah dalam
golongan ahli fiqih dan ulama’. Riwayat lain dengan redaksi dibangkitkan Allah
dalam keadaan ahli fiqih dan alim. Riwayat Abu Darda’ dengan redaksi aku
(Muhammad) akan memberi pertolongan dan persaksisan saat yaumil qiyamah. Riwayat
Ibnu Mas’ud dengan redaksi dikatakan kepada orang tsb masuklah kamu ke surga
lewat pintu manapun yang kamu inginkan. Riwayat Ibnu Umar dengan redaksi dicatat
dalam golongan ulama’, dikumpulkan Bersama syuhada.
Ulama
ahli hadis (huffadz-sebenarnya istilah hafidz atau huffadz digunakan untuk
menyebut orang yang hapal hadis, sedangkan untuk orang yang hapal Al Qur’an
disebut dengan al hamil) menganggap hadis tersebut lemah meskipun banyak
periwayatnya.
Sebenarnya
telah banyak ulama’ yang membuat karangan bab tersebut. Orang yang pertama kali
diketahui oleh muallif yang mengarang adalah Abullah ibnul Mubarok. Kemudian
Muhammad bin Aslam at Thusiy al Alim ar robbani. Kemudian Hasan bin Sufyan an
Nasa’i dan Abu Bakar al Ajro, Abu Bakar bin Ibrohim al Ashfihani, Dar Quthni,
Hakim, Abu Nu’aim, Abu Abdillah as Sulami, Abu Sa’id al Malini, Abu Utsman as
Shonumi, Abdullah bin Muhammad al Anshori, Abu Bakar al Baihaqi, dan banyak
Ulama’ yang tak terhitung jumlahnya, dari golongan slaf maupun kholaf.
Muallif
telah istikhoroh, meminta kebaikan kepada Allah SWT dalam mengumpulkan 40 hadis
karena mengikuti Imam-imam tersebut yang alim dan paham tentang hadis masalah
agama Islam. Ulama sepakat tentang kebolehan beramal dengan acuan hadis yang
lemah dalam keutamaan2 amal. (hadis dhoif tidak boleh untuk menetapkan hukum). Muallif
membuat 40 hadis tidak merujuk hadis tadi, namun hadis shohih Rasulullah, yakni
: Supaya kamu yang hadir menyampaikan orang yang tidak hadir dan ucapan
Rasulullah semoga Allah menolong orang yan mendengarkan ucapanku kemudian
diingat, disampaikan dan dilakukan seperti apa yang didengarkan.
Banyak
ulama yang mengumpulkan 40 hadis tentang ushuluddin, ada yang tentang
cabang-cabang, ada yang tentang jihad, ada yang tentang zuhud (ora kumanthil
dunya), ada yang tentang tata krama, ada yang mengumpulkan hadis tentang
khutbah. Semuanya merupakan tujuan-tujuan yag baik yang diridhoi Allah SWT.
Imam
Nawawi berpendapat bahwa Beliau telah mengumpulkan 40 hadis yang lebi penting
dari semuanya. Beliau memilih 40 hadis yang mencakup kesemuanya. Tiap hadis
dari 40 merupakan kaidah yang agung dari kaidah-kaidah agama Islam. Ulama
menyifati tiap hadis dengan pernyataan apasaja yang berkaitan dengan agama
Islam ada, atau satu hadis mengandung 1/2 agama atau 1/3 nya.
Beliau
menetapkan keempat puluh hadis merupakan hadis yang shohih. Tak hanya shohih,
namun juga mayoritas dari Kitab Shohih Imam Bukhori dan Imam Muslim. Penyajian
hadis arbain Nawawi dengan pembuangan sanad agar mudah dihapalkan, mudah
diambil manfaat. Insyaa’a Allah SWT. Tatkala ada lafadz yang isykal, beliau
dengan senang akan menjelaskan lebih lanjut.
Seyogyanya
bagi orang yang mencintai akhirat mengetahui hadis-hadis ini karena mengandung
hal yang penting dan mengandung peringatan-peringatan tho’at. Hanya kepada
Allah SWT beliau bertawakal dan bersandar, hanya kepada_Nya segala puji pantas
dihaturkan dan hanya Dialah Maha Penolong dan Maha Penjaga.