Al Faqir Al Jatihadi

Al Faqir Al Jatihadi
Menulis : Bekerja Untuk Keabadian || Ruhku mungkin akan berpisah dengan jasad. Namun, tulisanku akan tetap bersamamu jika kau mau.

Kamis, 14 Maret 2024

Seputar Imsak Ramadhan

Seputar Imsak Ramadhan

Beberapa Catatan

1.      Hakikat puasa secara syara’ adalah imsak (menjaga) dari semua hal yang membatalkan dengan cara tertentu.

2.      Orang yang sengaja tidak berpuasa dan meyakini kewajiban berpuasa, maka orang itu dipenjara dan dilarang untuk makan minum pada siang hari sebagaimana orang yang berpuasa.

3.      Melafadzkan niat adalah sunnah. Kewajiban niat pada puasa Ramadan adalah di dalam hati.

4.      Tatkala seseorang lupa niat malam harinya hingga terbit fajar, maka puasanya tidak dianggap dan wajib imsak ihurmatil waqti.

5.      Batas kewajiban imsak adalah:

a.      Orang yang diperbolehkan ifthor tidak wajib imsak, tetapi disunnahkan.

Seperti: orang yang sakit dan musafir.

b.      Orang yang tidak diperbolehkan ifthor wajib imsak.

Sumber: Nihayatuzzein

Tambahan Gus Syihabuddin Dimyathi

[1] Orang-orang yang ga puasa, dia wajib qodzo' dan wajib menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa dari pagi sampai malam, yaitu;

1.      Sengaja batalin puasa. Misal siang-siang sengaja makan. Maka suapan pertama haram, sudah batal puasa. Suapan kedua dst juga haram walaupun sudah ga puasa. Jadi semakin nambah suapan, atau minum atau rokok, semakin menumpuk dosanya.

من أفطر يومًا من رمضان لم يقبل منه صيام الدهر وإن صامه

"Siapa yang sengaja membatalkan satu hari puasa ramadhan, maka Allah ga akan menerima puasanya, walaupun ia puasa seumur hidup”.

Begitu juga orang yang melakukan helah (muslihat) menghindari kafaroh udzma dari jimak di siang ramadhan dengan cara makan dulu. Makannya haram, batalin puasa tanpa udzur yang di ancam syariat, jima' setelah makan itu juga haram walaupun kepada istri sendiri. Haramnya dari sisi dia seharusnya wajib imsak menahan diri.

Dalam hal ini jomblo lebih aman.

2.      Orang yang tidak niat puasa di malam hari, baik sengaja maupun tidak. Puasanya tidak sah dan wajib imsak (menahan diri melakukan perkara yang membatalkan puasa).

Niat puasa waktunya mulai maghrib sampai sebelum subuh.

Catatan: jangan lupa keterangan niat ala Maliki atau Hanafi.

3.      Orang yang sahur karena mengira masih malam, ternyata sudah masuk subuh. Puasanya tidak sah dan wajib imsak. Sama juga sudah adzan malah masih makan karena mengira masih boleh makan, maka puasanya ga sah, wajib qodho', dan di hari itu wajib imsak sampai Maghrib.

4.      Orang yang berbuka karena mengira sudah maghrib, ternyata belum.

5.      Orang yang mengira tanggalnya 30 sya'ban, siangnya baru sadar ternyata hari itu 1 ramadhan. Wajib imsak.

6.      Orang yang kumur maupun istinsyaq (menghirup air kedalam hidung) saat wudhu yang berlebihan kemudian air masuk ke dalam. Puasanya batal dan wajib imsak.

Maksud "dalam" ketika hidung adalah janur hidung atau al-khoysum, dan ketika mulut adalah makhraj kho' dan ada yg berpendapat makhraj ح. Jadi kalau tidak melewati batas ini, ga batal.

[2] Orang-orang yang ga puasa dan ga wajib imsak di siang ramadhan, imsak bagi mereka ini hukumnya sunah, yaitu :

1.      Wanita haid atau nifas yang berhenti darahnya di tengah siang puasa. Dia sunah imsak, tidak wajib. Sunah karena menghormati ramadhan dan menjauhi salah prasangka orang. Kalaupun makan, maka sembunyi², menghormati yang puasa.

2.      Anak kecil yang baligh di siang ramadhan dalam keadaan tidak puasa.

3.      Orang gila yang sembuh di siang ramadhan.

4.      Orang kafir yang masuk islam di siang ramadhan.

5.      Musafir yang hilang udzurnya di siang ramadhan dalam keadaan tidak puasa.

6.      Orang sakit yang hilang udzurnya di siang ramadhan dalam keadaan tidak puasa.

Diantara 6 ini, anak kecil yang baligh di tengah siang ramadhan, musafir yang hilang udzurnya, dan orang sakit yang hilang udzurnya… jika mereka puasa, maka wajib di teruskan sampai maghrib.

Yang dimaksud nahar atau siang dalam bahasan puasa adalah mulai dari subuh sampai maghrib, bukan hanya siang jam 11-3 semisal.

Referensi: Kasyifatus saja & Mawsu'ah Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah

Semarang, 14 Maret 2024 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Realistis Itu Seperti Apa? | Dr. Fahruddin Faiz

Hidup Realistis Jauhi Beban Hidup 1. Konsep Self Reservation. Lestarikan dirimu, penuhi semua hobi kesenangan secukupnya.  2. He who lives i...

Most Viewed || Banyak Dilihat