Al Faqir Al Jatihadi

Al Faqir Al Jatihadi
Menulis : Bekerja Untuk Keabadian || Ruhku mungkin akan berpisah dengan jasad. Namun, tulisanku akan tetap bersamamu jika kau mau.

Rabu, 28 November 2018

ANALYSIS OF INTERNATIONAL JOURNAL (Daspros 1 SMT 5)



link journal: http://www.ijern.com/journal/2015/January-2015/44.pdf
http://www.ijern.com/journal/2015/January-2015/44.pdf

Rabu, 07 November 2018

Shalat Istisqo’ (TM) || Sebuah Wujud Penghambaan


بسم الله الرحمن الرحيم
TUGAS MANDIRI
TERJEMAH KITAB FATHUL QORIB
Fasal tentang hukum-hukum shalat istisqo’



NAMA                         : SUNARLAN (KANG NARLAN)
MULAI MENULIS       : MALAM RABU,  27 MUHARROM 1438 H (17/10/17 M)


Fasal yang menerangkan mengenai hukum-hukum shalat istisqo’[1] (memohon hujan dari Allah SWT).
Shalat istisqo’[2] hukumnya sunnah[3] bagi orang yang menetap (muqim) dan orang yang sedang bepergian (musafir)[4] ketika hajat[5] disebabkan tidak ada hujan atau surutnya mata air dan sejenisnya[6].

( فَصْلٌ ) فِي اَحْكَامِ صَلَاةِ الْاِسْتِسْقَاءِ اَيْ طَلَبِ السُّقْيَا مِنَ اللهِ تَعَالَى (وَصَلَا ةُ الْاِسْتِسْقَاءِ مَسْنُوْنَةٌ) لِمُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ عِنْدَ الْحَاجَةِ مِنِ انْقِطَاعِ غَيْثٍ أَوْ عَيْنِ مَاءٍ وَنَحْوِ ذَلِكَ
Shalat istisqo’ diulangi 2 kali atau lebih jika Allah SWT belum memberikan rohmah berupa hujan.

وَتُعَادُ صَلَاةُ الْاِسْتِسْقَاءِ ثَانِيًا وَاَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ اِنْ لَمْ يُسْقَوْا حَتَّى يَسْقِيَهُمُ اللهُ
Imam (dan sejenisnya[7]) menyuruh masyarakat untuk bertaubat[8], dan wajib bagi mereka melakukan perintah imam, seperti fatwa[9] dari Imam Nawawi (Abu Zakariya Yahya bin Syarof an-Nawawiyy). Taubat dari segala dosa hukumnya wajib, baik imam menyuruh taubat maupun tidak.

(فَيَأْمُرُهُمُ الْاِمَامُ) وَنَحْوُهُ (بِالتَّوْبَةِ) وَيَلْزَمُهُمْ اِمْتِثَالُ اَمْرِهِ كَمَا اَفْتَى بِهِ النَّوَوِىُّ وَالتَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ وَاجِبَةٌ اَمَرَ الْاِمَامُ بِهَا اَوْ لَا
dan –selain taubat, imam juga menyuruh mereka- bersodaqoh, menghilangkan kedholimam kepada hamba Allah, berbuat baik kepada musuh-musuh dan berpuasa[10] selama 3 hari[11] sebelum keluar untuk melakukan shalat istisqo’, sehingga puasa di hari ketika keluar melaksanakan shalat istisqo’ adalah puasa hari keempat.

(وَالصَّدَقَةِ وَالْخُرُوْجِ مِنَ الْمَظَالِمِ) لِلْعِبَادِ (وَمُصَالَحَةِ الْاَعْدَاءِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ اَيَّامٍ) قَبْلَ مِيْعَادِ الْخُرُوْجِ فَيَكُوْنُ بِهِ اَرْبَعَةً
Kemudian imam dan masyarakat keluar untuk menunaikan shalat istisqo’ di hari keempat dalam keadaan berpuasa, tidak memakai minyak wangi dan tidak berhias diri, akan tetapi memakai pakaian yang sederhana[12], -lafadz ثِيَابِ بِذْلَةٍ -dengan titik satunya huruf ba’ yang berkasroh dan titik satunya dzal yang dibaca sukun, maksud dari pakaian sederhana ialah pakaian yang biasa dipakai untuk bekerja.

(ثُمَّ يَخْرُجُ بِهِمْ فِي الْيَوْمِ الْرَابِعِ) صِيَامًا غَيْرَ مُتَطَيِّبِيْنَ وَلَا مُتَزَيِّنِيْنَ بَلْ يَخْرُجُوْنَ (فِى ثِيَابِ بِذْلَةٍ) بِمُوَحِّدَةٍ مَكْسُوْرَةٍ وَذَالٍ مُعْجَمَةٍ سَاكِنَةٍ وَهِيَ مَا يَلْبَسُ مِنْ ثِيَابِ الْمُهِنَّةِ وَقْتَ الْعَمَلِ
dan –selain taubat, imam juga menyuruh mereka- tenang (khusyu’) dan ndepe-ndepe (khudhu’ dan merasa hina).
Masyarakat keluar untuk menunaikan shalat istisqo’ bersama anak-anak kecil[13], orang-orang tua, orang-orang yang lemah dan binatang-binatang peliharaan[14].

(وَاسْتِكَانَةٍ) اَىْ خُشوْعٍ (وَتَضَرُّعٍ) اَىْ خُضُوْعٍ وَتَذَلُّلٍ وَيَخْرُجُوْنَ مَعَهُمُ الصِّبْيَانُ وَالشُّيُوْخُ وَالْعَجَائِزُ وَالْبَهَائِمُ







[1] Terdapat tiga macam istisqo’. Pertama, tingkatan terendah, dimaknai sebatas do’a. Kedua, dimaknai sebagai do’a setelah shalat -meskipun shalat sunnah- dan pada khutbah Jum’at. Ketiga, dimaknai sebagai shalat dan khutbah. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
   Sejarah shalat istisqo’ dalam kitab Bajuri
                Asal muasal shalat istisqo’ adalah itba’ Baginda Rasulullah dan kalamullah “الاية... واذاستسقى موسى لقومه....”ز
  Shalat istisqo’ disyari’atkan pada tahun 6 Hijriyyah.
[2] Istisqo’ menurut etimologi artinya memohon siraman (hujan), sedangkan menurut syari’at artinya permohonan hujan yang dilakukan oleh seluruh atau sebagian hamba dari Allah SWT ketika membutuhkan hujan. (Busyrol Kariim hal. 23)
[3] Sunnah muakkad bagi setiap individu. (Busyrol Kariim hal. 23)
   Sunnah muakkad jika tidak diperintaah oleh imam. Apabila imam memerintah untuk shalat istisqo’ maka hukum shalat istisqo’ menjadi wajib. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86 & Hasyiyah Bajuri hal 231)
[4] Muqim dan musafir, artinya merdeka dan budak, baligh dan belum baligh, laki-laki dan perempuan, jama’ah dan munfarid. (Hasyiyah Bajuri hal 231)
[5] Jika tiada hajat, maka tidak diperbolehkan melakukan shalat istisqo’, bahkan Iman Hafnawi menyatakan shalat istisqo’nya tidah sah. (Hasyiyah Bajuri hal 231)
[6] Asinnya air atau sedikitnya air sekiranya tidak cukup. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86 & Hasyiyah Bajuri hal 231)
   (Tambahan informasi)      Pertama kali Allah menciptakan air seluruhnya manis, pohon  tak berduri, hewan buas hidup berdampingan dengan manusia. Namun hal tersebut berubah ketika peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Qobil terhadap Habil, saudara kandungnya. Hampir seluruh air menjadi asin, duri mulai tumbuh pada pohon-pohon, dan hewan buas menjauh dari manusia dan berkata, “Orang yang membunuh saudaranya termasuk orang yang tidak beriman”. (Hasyiyah Bajuri hal 231)
[7] Seperti hakim (qodhi) dan orang yang diikuti. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[8] Taubat dari segala jenis kemaksiatan berupa perbuatan dan ucapan. Syarat taubat ada 3: menyesali masa lalu, tidak melakukan kemaksiatan, dan berazam untuk tidak mengulanginya di masa mendatang. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[9] Puasa dengan perintah imam hukumnya wajib, dan wajib mabiitunniyyat. Barang siapa yang tidak mabiitunniyyat maka berdosa. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[10] Bagi orang-orang yang mampu. Puasa menolong pada riyadhoh dan khusyu’.(Busyrol Kariim hal. 23)
[11] Puasa secara berkelanjutan -imam juga ikut berpuasa- meskipun bersamaan dengan puasa nadzar, qodho’, kafarot, atau Senin Kamis. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[12] Pakaian untuk melayani (khidmah) karena pakaian tersebut patut untuk menunjukkan kemiskinan/kebutuhan. (Busyrol Kariim hal. 23)
   Pakaian yang tidak baru, yang biasa digunakan ketika bekerja, tidak terkesan mewah.  (Tausyih Ibnu Qosim hal. 87)
[13] Meskipun belum mumayyiz, karena do’a mereka lebih dekat dengan ijabah. (Busyrol Kariim hal. 24)
[14] Karena semua makhluq membutuhkan fadhol Allah SWT berupa air. (Busyrol Kariim hal. 23)

SHOLAT ISTISQO' (TM Madrosah Diniyyah Salafiyyah Al Asror)


بسم الله الرحمن الرحيم
TUGAS MANDIRI
TERJEMAH KITAB FATHUL QORIB
Fasal tentang hukum-hukum shalat istisqo’
NAMA                         : SUNARLAN (KANG NARLAN)
TTL                              : REMBANG, 15 SEPTEMBER 1998
ALAMAT                    : DESA JATIHADI 01/IV, KEC. SUMBER, KAB. REMBANG, JATENG
MULAI MENULIS       : MALAM RABU,  27 MUHARROM 1438 H (17/10/17 M)

( فَصْلٌ ) فِي اَحْكَامِ صَلَاةِ الْاِسْتِسْقَاءِ اَيْ طَلَبِ السُّقْيَا مِنَ اللهِ تَعَالَى (وَصَلَا ةُ الْاِسْتِسْقَاءِ مَسْنُوْنَةٌ) لِمُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ عِنْدَ الْحَاجَةِ مِنِ انْقِطَاعِ غَيْثٍ أَوْ عَيْنِ مَاءٍ وَنَحْوِ ذَلِكَ وَتُعَادُ صَلَاةُ الْاِسْتِسْقَاءِ ثَانِيًا وَاَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ اِنْ لَمْ يُسْقَوْا حَتَّى يَسْقِيَهُمُ اللهُ (فَيَأْمُرُهُمُ الْاِمَامُ) وَنَحْوُهُ (بِالتَّوْبَةِ) وَيَلْزَمُهُمْ اِمْتِثَالُ اَمْرِهِ كَمَا اَفْتَى بِهِ النَّوَوِىُّ وَالتَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ وَاجِبَةٌ اَمَرَ الْاِمَامُ بِهَا اَوْ لَا (وَالصَّدَقَةِ وَالْخُرُوْجِ مِنَ الْمَظَالِمِ) لِلْعِبَادِ (وَمُصَالَحَةِ الْاَعْدَاءِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ اَيَّامٍ) قَبْلَ مِيْعَادِ الْخُرُوْجِ فَيَكُوْنُ بِهِ اَرْبَعَةً (ثُمَّ يَخْرُجُ بِهِمْ فِي الْيَوْمِ الْرَابِعِ) صِيَامًا غَيْرَ مُتَطَيِّبِيْنَ وَلَا مُتَزَيِّنِيْنَ بَلْ يَخْرُجُوْنَ (فِى ثِيَابِ بِذْلَةٍ) بِمُوَحِّدَةٍ مَكْسُوْرَةٍ وَذَالٍ مُعْجَمَةٍ سَاكِنَةٍ وَهِيَ مَا يَلْبَسُ مِنْ ثِيَابِ الْمُهِنَّةِ وَقْتَ الْعَمَلِ (وَاسْتِكَانَةٍ) اَىْ خُشوْعٍ (وَتَضَرُّعٍ) اَىْ خُضُوْعٍ وَتَذَلُّلٍ وَيَخْرُجُوْنَ مَعَهُمُ الصِّبْيَانُ وَالشُّيُوْخُ وَالْعَجَائِزُ وَالْبَهَائِمُ

Terjemah singkat:
Fasal yang menerangkan mengenai hukum-hukum shalat istisqo’[1] (memohon hujan dari Allah SWT).
Shalat istisqo’[2] disunnahkan[3] bagi orang yang menetap (muqim) dan orang yang sedang bepergian (musafir)[4] ketika hajat disebabkan tidak ada hujan atau surutnya mata air dan sejenisnya[5]. Shalat istisqo’ diulangi 2 kali atau lebih jika Allah SWT belum memberikan rohmah berupa hujan.
Imam(dan sejenisnya[6]) menyuruh masyarakat untuk bertaubat[7], dan wajib bagi mereka melakukan perintah imam, seperti fatwa[8] dari Imam Nawawi (Abu Zakariya Yahya bin Syarof an-Nawawiyy). Taubat dari segala dosa hukumnya wajib, baik imam menyuruh taubat maupun tidak.
dan –selain taubat, imam juga menyuruh mereka- bersodaqoh, menghilangkan kedholimam kepada hamba Allah, berbuat baik kepada musuh-musuh dan berpuasa[9] selama 3 hari[10] sebelum keluar untuk melakukan shalat istisqo’, sehingga puasa di hari ketika keluar melaksanakan shalat istisqo’ adalah puasa hari keempat (total puasa: 4 hari).
Kemudian imam dan masyarakat keluar untuk menunaikan shalat istisqo’ di hari keempat dalam keadaan berpuasa, tidak memakai minyak wangi dan tidak berhias diri, akan tetapi memakai pakaian yang sederhana[11], -lafadz ثِيَابِ بِذْلَةٍ -dengan titik satunya huruf ba’ yang berkasroh dan titik satunya dzal yang dibaca sukun, maksud dari pakaian sederhana ialah pakaian yang biasa dipakai untuk bekerja.
dan –selain taubat, imam juga menyuruh mereka- tenang (khusyu’) dan ndepe-ndepe (khudhu’ dan merasa hina).
Masyarakat keluar untuk menunaikan shalat istisqo’ bersama anak-anak kecil[12], orang-orang tua, orang-orang yang lemah dan binatang-binatang peliharaan[13].
DAFTAR PUSTAKA
Busyrol Kariim oleh Syeikh Sa’id bin Muhammad
Tausyih Ibnu Qosim oleh Abi Abdillah Muhammad bin Qosim Asysyafi’i
Hasyiyah Bajuri


[1] Terdapat tiga macam istisqo’. Pertama, tingkatan terendah, dimaknai sebatas do’a. Kedua, dimaknai sebagai do’a setelah shalat -meskipun shalat sunnah- dan pada khutbah Jum’at. Ketiga, dimaknai sebagai shalat dan khutbah. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[2] Istisqo’ menurut etimologi artinya memohon siraman (hujan), sedangkan menurut syari’at artinya permohonan hujan yang dilakukan oleh seluruh atau sebagian hamba dari Allah SWT ketika membutuhkan hujan. (Busyrol Kariim hal. 23)
[3] Sunnah muakkad bagi setiap individu. (Busyrol Kariim hal. 23)
   Sunnah muakkad jika tidak diperintaah oleh imam. Apabila imam memerintah untuk shalat istisqo’ maka hukum shalat istisqo’ menjadi wajib. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[4] Muqim dan musafir, artinya merdeka dan budak, baligh dan belum baligh, laki-laki dan perempuan, jama’ah dan munfarid. (Hasyiyah Bajuri hal 231)
[5] Asinnya air atau sedikitnya air sekiranya tidak cukup. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[6] Seperti hakim (qodhi) dan orang yang diikuti. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[7] Taubat dari segala jenis kemaksiatan berupa perbuatan dan ucapan. Syarat taubat ada 3: menyesali masa lalu, tidak melakukan kemaksiatan, dan berazam untuk tidak mengulanginya di masa mendatang. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[8] Puasa dengan perintah imam hukumnya wajib, dan wajib mabiitunniyyat. Barang siapa yang tidak mabiitunniyyat maka berdosa. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[9] Bagi orang-orang yang mampu. Puasa menolong pada riyadhoh dan khusyu’.(Busyrol Kariim hal. 23)
[10] Puasa secara berkelanjutan -imam juga ikut berpuasa- meskipun bersamaan dengan puasa nadzar, qodho’, kafarot, atau Senin Kamis. (Tausyih Ibnu Qosim hal. 86)
[11] Pakaian untuk melayani (khidmah) karena pakaian tersebut patut untuk menunjukkan kemiskinan/kebutuhan. (Busyrol Kariim hal. 23)
   Pakaian yang tidak baru, yang biasa digunakan ketika bekerja, tidak terkesan mewah.  (Tausyih Ibnu Qosim hal. 87)
[12] Meskipun belum mumayyiz, karena do’a mereka lebih dekat dengan ijabah. (Busyrol Kariim hal. 24)
[13] Karena semua makhluq membutuhkan fadhol Allah SWT berupa air. (Busyrol Kariim hal. 23)

PESONA BUDAYA NUSANTARA (Culture Poetry)

PBN
Buah Karya: Sunarlan




Written on Wednesday, Nov 7th 2018 in D10

Kamis, 07 Juni 2018

Obsevasi SMP N 22 Semarang


Description: Logo-Transparan-Warna.png









LAPORAN OBSERVASI

PERMASALAHAN KELAS KETIKA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 22 SEMARANG

TUGAS MATA KULIAH
ANALYSIS OF MATHEMATICS CURRICULUM 1




Disusun oleh :
Dimas Yusuf Baharudin                     (4101416017)
Sunarlan                                              (4101416062)
Afwah Tasnim Fauzia                         (4101416141)



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2018



KATA PENGANTAR

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
    Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    

                                                                        
Semarang, 2 Juni 2017
 
     Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1..... Latar Belakang................................................................................. 1
1.2..... Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3..... Tujuan.............................................................................................. 2
1.4..... Manfaat............................................................................................ 2
BAB 2. HASIL PENGAMATAN................................................................. 3
2.1..... Waktu dan Tempat Observasi.......................................................... 3
2.2..... Objek Observasi............................................................................... 3
2.3..... Hasil Observasi................................................................................ 3
BAB 3. PEMBAHASAN.............................................................................. 7
3.1..... Permasalahan ketika Proses Pembelajaran Matematika                    7
3.2..... Evaluasi............................................................................................ 8
BAB 4. PENUTUP...................................................................................... 11
4.1..... Simpulan........................................................................................ 11
4.2..... Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12
LAMPIRAN – LAMPIRAN....................................................................... 13




                                                              PENDAHULUAN                                     

Sejak tahun 2013, sistem pendidikan di Indonesia telah menggunakan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih mengedepankan pembentukan karakter melalui proses pembelajaran di sekolah. Banyak pandangan dari berbagai pihak yang menanggapi berlakunya sistem kurikulum 2013 tersebut. Ada yang berpendapat kurikulum 2013 menguntungkan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, namun ada juga yang berpendapat kurikulum 2013 akan menyusahkan para siswa dalam menerima materi yang seharusnya ia peroleh. Siswa yang sudah terbiasa belajar dengan guru kini harus menggali materi sendiri untuk mendapatkan materi yang ada di silabus. Peran guru kini juga semakin kompleks dalam menilai para siswanya di berbagai aspek karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam sebuah penilaian. Terutama penilaian sikap, guru diwajibkan untuk tahu karakteristik setiap siswa dengan tujuan sebagai bahan pertimbangan nilai di akhir penilaian.
Dalam proses mengajar, guru harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik karena guru tidak hanya bertindak sebagai penyampai informasi tetapi juga sebagai director and fasilitator of learning.
Dalam mata pelajaran Matematika yang dikenal memiliki tingkat kesulitan belajar yang tinggi bagi siswa, maka sudah seharusnya guru bisa mengubah pandangan tersebut dengan memberikan pengajaran yang membuat siswa bisa aktif belajar. Terlebih setiap kelas memiliki masalah dalam proses pembelajaran Matematika baik yang bersumber dari guru, siswa maupun lingkungannya. Sehingga tergantung bagaimana guru mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran Matematika dapat terlaksana secara optimal.  
Oleh karena itu, kami menyusun laporan observasi ini yang sebelumnya telah didahului dengan melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui penerapan kurikulum 2013, serta bagaimana sistem pembelajaran di sekolah, cara seorang guru dalam memainkan perannya untuk mengajar para siswanya, bagaimana siswa merespon atas apa yang diajarkan oleh gurunya, bagaimana cara mereka mempresentasikan hasil kerja mereka.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain.
a.        Apa saja permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika?
b.        Bagaimana cara untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika?

Tujuan dari penelitian ini, adalah.
a.       Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika.
b.      Untuk mengetahui cara untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika.

1.4.   Manfaat
Manfaat dari penelitian ini, adalah.
a.       Dapat mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika.
b.      Dapat mengetahui cara untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika.



BAB II
HASIL PENGAMATAN

2.1.   Waktu dan Tempat Observasi
Observasi dilakukan di SMP Negeri 22 Semarang, pada
Hari          : Rabu
Tanggal    : 2 Mei 2018
Waktu      : 12.40 – 13.40
Kelas        : VIII B

2.2.   Objek Observasi
1.      Guru
-          Nama                   : Bapak Khoirum
-          Mata Pelajaran     : Matematika
2.      Siswa
-          Jumlah     : Laki-laki        : 15
  Perempuan    : 20
-          Kelas        : VIII B Semester Genap 2017/2018

2.3. Hasil Observasi
a.      Kegiatan Pembelajaran
1.      Kegiatan Awal
-          Membuka pelajaran
       Guru memasuki kelas dan memberi sapaan serta salam, kemudian siswa menjawab sapaan serta salam dari guru. Guru mempersilakan salah satu siswa memimpin do’a, siswa membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran. Guru mengabsen kehadiran siswa.
-          Mempersiapkan perlengkapan belajar mengajar
Guru bersama siswa mempersiapkan buku-buku pelajaran seperti buku tulis dan buku paket serta perlengkapan belajar lainnya yaitu bolpoin, spidol, dan lain sebagainya.
-          Apresepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi siswa dan bertanya sedikit materi pembelajaran sebelumnya. Kemudian guru memberi tahu kembali materi pembelajaran yang akan dibahas hari ini. Guru bertanya tentang kesiapan siswa serta bertanya siapa yang sudah belajar semalam.
2.      Kegiatan Inti
-          Guru menjelaskan materi pelajaran
Guru menjelaskan materi pelajaran hari ini yakni tentang Statistika. Guru menjelaskan secara singkat cara menentukan mean (rata-rata), median, modus serta penulisan dan arti simbol-simbol yang digunakan.
-          Melakukan tanya jawab
Proses tanya jawab antara guru dan siswa dilakukan saat guru sedang menjelaskan dan saat guru telah selesai menjelaskan materi pelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan materi pelajaran, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika masih ada materi yang belum jelas. Karena pada saat itu tidak ada yang bertanya, kemudian guru berbalik tanya kepada siswa tentang materi yang baru saja diajarkan untuk memastikan bahwa siswa benar-benar paham.
-          Guru memberikan soal latihan
Setelah proses tanya jawab selesai dan siswa sudah dianggap paham dengan materi yang diajarkan, guru bersama siswa membahas contoh soal yang ada di buku paket dan mempersilahkan siswa untuk bertanya kembli jika ada yang belum dipahami. Kemudian guru menugaskan siswa mengerjakan 10 soal latihan yang ada di buku paket.
Contoh soal tersebut sebagai berikut:
Banyak siswa di suatu kelas adalah 30 anak. Banyak siswa perempuan 17 anak. Selisih rata-rata nilai ulangan matematika siswa laki-laki dan perempuan adalah 0,6. Rata-rata nilai ulangan matematika suatu kelas adalah 6,76. Jika rata-rata nilai siswa laki-laki lebih tinggi daripada rata-rata nilai siswa perempuan, berapakah rata-rata nilai siswa laki-laki?

-          Siswa berdiskusi soal latihan
Dalam mengerjakan soal latihan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi bersama temannya agar lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Ketika menunggu siswa mengerjakan soal latihan, guru juga berkeliling memantau siswa yang tidak mengerjakan soal latihan serta bertanya apakah siswa menemukan kesulitan.
-          Siswa menuliskan jawaban dari soal latihan di papan tulis
Guru meminta beberapa siswa yang sudah menyelesaikan soal latihan, untuk menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis dan dibahas secara bersama-sama oleh guru beserta siswa.
-          Guru mengarahkan siswa
      Apabila guru masih menemui siswa yang belum memahami dengan baik bagaimana cara mengerjakan soal yang telah diberikan, guru segera menghampiri dan mengarahkan siswa tersebut.
3.      Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan beberapa nasihat. Kemudian menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.

b.      Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.



c.       Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah media cetak, yaitu buku paket Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester Genap Produksi Kemendikbud Republik Indonesia Edisi Revisi 2017. Sedangkan alat pembelajaran yang digunakan yaitu papan tulis, buku tulis, spidol, dan bolpoin.

d.      Waktu Pembelajaran
Waktu yang digunakan adalah 3 jam pelajaran (3 x 40 menit).

e.       Pengelolaan Kelas
1.      Pengelompokan Siswa
Pada kelas ini, pengelompokan hanya dilakukan permeja. Dimana satu meja ditempati oleh dua siswa. Dalam satu meja tidak ada yang duduk berbeda jenis kelamin. siswa perempuan lebih banyak daripada siswa laki-laki. Siswa laki-laki lebih banyak mengisi bangku bagian belakang, sedangkan siswa perempuan mengisi bangku di bagian depan.
2.      Suasana Proses Belajar
Suasana pada awal pembelajaran tenang, dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan cukup baik sehingga guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mudah. Setelah setengah pelajaran berlangsung kondisi kelas mulai mencair, guru semakin santai dalam mengajar sehingga suasana kelas menjadi sedikit ribut, guru juga kadang-kadang membuat guyonan agar siswa tidak mengantuk di dalam kelas, namun dalam hal ini guru tidak membuat siswa-siswi menambah kegaduhan dan konsentrasi siswa jadi terpecah belah.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1.   Permasalahan di Kelas Ketika Proses Pembelajaran Matematika.
Setiap kelas di sekolah pasti memiliki masalah tentang proses pembelajaran baik pelajaran matematika maupun pelajaran lainnya. Berikut adalah permasalahan yang terjadi di kelas ketika proses pembelajaran matematika.
1.      Permasalahan ketika proses pembelajaran
Pada kegiatan inti, guru tidak memberikan reward kepada siswa yang dapat mengerjakan latihan soal secara langsung, sehingga siswa tidak tertarik untuk aktif maju mengerjakan pekerjaannya di papan tulis. Serta guru tidak memberikan penguatan  pada siswa yang belum bisa menyelesaikan soal latihan yang di berikan oleh guru, sehingga siswa tidak dapat belajar kembali dengan soal-soal yang sejenis. Saat siswa berdiskusi mengerjakan soal-soal latihan, tidak semua siswa aktif berdiskusi. Banyak siswa yang terlihat santai dan hanya mencontek pekerjaan teman. Pada kegiatan akhir, guru tidak memberikan soal latihan yang besumber dari buku cetak Matematika lain untuk tambahan pekerjaan siswa dirumah.
2.      Pengelolaan Kelas
a.       Pengelompokan Siswa
Bila dilihat dari segi tempat duduk, banyak siswa laki-laki yang duduk di bangku belakang sehingga berbicara sendiri dengan temannya ketika guru menerangkan. Serta pengaturan tempat duduk tidak sesuai postur badan siswa, contohnya ada anak yang memiliki postur badan yang kecil duduk di belakang sehingga mengalami kesulitan untuk melihat papan tulis karena terhalang oleh temannya.
b.      Suasana Proses Belajar
Suasana ruang kelas saat pelajaran berlangsung terkendali. Namun jika guru memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa, siswa menjawab secara bersamaan dan tidak diawali dengan tunjuk tangan terlebih dahulu sehingga membuat kelas menjadi ramai. Ada juga beberapa siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan candaan sehingga membuat keadaan kelas menjadi gaduh karena semua siswa tertawa. 
Ketika mengerjakan soal latihan, banyak siswa yang menghitung menggunakan bantuan kalulator di smartphone sehingga ditakutkan jika siswa tersebut menyalahgunakan fungsi smartphone itu sendiri, dan membuat siswa tidak fokus. Ada juga siswa yang tidak mengerjakan soal yang diberikan dan hanya mencontek pekerjaan temannya. 
Setiap masalah pasti dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik dari guru, siswa ataupun lingkungan belajar. Di SMP Negeri 22 Semarang, khususnya kelas VIII B memiliki masalah yang timbul dalam proses pembelajaran matematika yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.      Faktor siswa
Dari segi siswa, siswa kelas VIII B kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini karena tidak adanya kepercayaan diri yang tinggi yang dimiliki siswa. Sehingga mereka hanya mengikuti apa kata guru dan tidak memiliki keberanian untuk bertanya, menyampaikan pendapatnya ataupun menunjukkan hasil pekerjaannya di depan kelas.
2.      Faktor guru
Dalam menyampaikan materi kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik dan mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran yang menyebabkan  beberapa siswa berbicara sendiri dengan temannya.
3.      Faktor lingkungan belajar
Suasana di dalam kelas dipengaruhi oleh sikap siswa yang menonjol di kelas. Jika ada beberapa siswa yang ramai, seluruh kelas menjadi ikut ramai dan membuat suasana gaduh.

3.2.   Evaluasi Permasalahan di Kelas Ketika Proses Pembelajaran Matematika.
Salah satu permasalahan yang terjadi di kelas VIII B SMP Negeri 22 Semarang yaitu siswa kurang aktif. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran, siswa tidak pernah bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Siswa hanya berinteraksi jika guru yang meminta, yaitu jika guru melontarkan pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab. Beberapa evaluasi serta solusi diperlukan untuk mewujudkan tujuan proses pembelajaran. Sehingga untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru sebaiknya menerapkan metode-metode berikut yang mana setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu maka kita harus menyesuaikan metode yang digunakan berdasarkan materi yang diajarkan, kondisi kelas maupun siswa.
1.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two ways traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Tidak sekedar guru bertanya siswa menjawab namun juga sebaliknya siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
2.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakanoleh setiap guru atau instruktur.
3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

4.      Metode Inquiry
Metode Inquiry yaitu suatu teknik atau cara yang digunakan untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaanya sebagai berikut;
a.       guru memberi tugas meneliti sesuatu masalah di kelas,
b.      siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
c.       masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan
d.      setiap kelompok mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok.
Jika guru juga menggunakan metode diskusi dan metode inquiry, maka siswa yang tidak memiliki sikap percaya diri yang tinggi dalam mengemukakan pendapatnya akan lebih aktif di kelompok diskusinya. Mereka bisa bertukar pikiran dengan teman sejawatnya. sehingga suasana dalam proses pembelajaran akan ramai oleh siswa yang berperan aktif.
Menyinggung pula kurikulum 2013, sistem pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan adanya terobosan terbaru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, setiap guru harus lebih peka terhadap keadaan yang mencakup pengetahuan yang didapat para siswa agar kurikulum 2013 mampu menciptakan keselarasan antara guru dan siswa dalam sistem pembelajaran. Misalnya dengan pemberian tugas untuk mempresentasikan sebuah materi. Namun dalam memberikan tugas terseut, guru harus memberi petunjuk dan arahan terkait materi yang didapat siswa tersebut selaras dengan pembelajaran yang dimaksudk atau tidak. Dan meluruskan ketika terdapat kesalahan terkait materi yang didapat oleh siswa.
Memberikan metode belajar yang mudah dipahami oleh siswa juga harus kreatif sehingga dapat menimbulkan minat dan rasa suka terhadap mata pelajaran tersebut. Selain mudah dipahami oleh para siswa dan kreatif, metode pembelajarannya pun harus dikemas secara menarik dan tidak monoton agar siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap metode apa yang akan digunakan guru untuk pertemuan selanjutnya. Cara tersebut juga dapat meminimalisir rasa bosan dan kantuk para siswa. Serta hal penting dari cara tersebut adalah cara tersebut tidak keluar dari sistem pembelajaran kurikulum 2013 yang ditetapkan pemerintah.
Setiap guru pun harus mampu menciptakan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar dan tidak membeda – bedakan kemampuan siswanya baik dalam segi akademik maupun non akademik. Sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan Indonesia yang nantinya dapat merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik melalui sumber daya manusia yang berkualitas. Baik dari segi intelektual, emosional, spiritual maupun akhlak.



BAB IV
PENUTUP

4.1.   Simpulan
Dari observasi yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1.      Permasalahan yang terjadi di bedakan menjadi dua, yaitu permasalahan ketika proses pembelajaran dan pengelolaan kelas, yang dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor siswa, faktor guru, dan faktor lingkungan belajar.

2.      Cara untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran matematika
a.       Guru harus memperhatikan berbagai kendala yang mungkin terjadi dalam kelas,memahami kondisi belajar maupun siswa yang diajar dan sebisa mungkin dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran agar Kegiatan Belajar Mengajar di kelas dapat berjalan secara efektif.
b.      Guru harus membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran sehingga dibutuhkan penyampaikan materi yang tidak monoton. Jika siswa tertarik dengan pelajaran yang diberikan oleh guru, maka siswa akan semangat dan aktif.

4.2.   Saran
Laporan observasi yang kami susun ini masih belum sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat kami perlukan dari pembaca demi perbaikan laporan ini.



DAFTAR PUSTAKA

NK,Roestiyah.1990.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Media Prenada.
Nadhirin.2010.Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html. (diakses pada 3 Juni 2018)



LAMPIRAN

Text Box: Gambar 3. Kegiatan inti guru menjelaskan 
     materi
Text Box: Gambar 6. Penyampaian kesan dan pesan
Text Box: Gambar 5. Kegiatan akhir guru menutup 
     pelajaran dengan berdoa
 



 

LAMPIRAN

Text Box: Gambar 8. Foto bersama Bapak Khoirum 
    dan siswa SMP N 22 Semarang
Text Box: Gambar 7. Foto bersama Bapak Khoirum 
    dan siswa SMP N 22 Semarang
Text Box: Gambar 9. Soal latihan yang diberikan ke 
     siswa
Text Box: Gambar 10. Buku paket Matematika 
      Kelas VIII Semester Genap 
      Kemendikbud Revisi 2017
 


Realistis Itu Seperti Apa? | Dr. Fahruddin Faiz

Hidup Realistis Jauhi Beban Hidup 1. Konsep Self Reservation. Lestarikan dirimu, penuhi semua hobi kesenangan secukupnya.  2. He who lives i...

Most Viewed || Banyak Dilihat