Al Faqir Al Jatihadi

Al Faqir Al Jatihadi
Menulis : Bekerja Untuk Keabadian || Ruhku mungkin akan berpisah dengan jasad. Namun, tulisanku akan tetap bersamamu jika kau mau.

Rabu, 03 November 2021

HIMMAH ALIYAH | Cita-cita yang Tinggi

Sebagai seorang santri, sudah seharusnya mengetahui cita-cita sang kiai. Dari sekian banyak ta'rif (definisi) mengenai santri, ada satu yang penulis highlight. Santri adalah pengganti para Masyayikh (ulama') , sebagaimana ulama' pengganti para nabi.

Wajar apabila tingkah-perilaku santri tak jauh dari guru-gurunya. Beberapa bahkan mirip secara wajah, tergantung tingkat kedekatan batin dan mahabbah dengan seorang guru.

Dalam sebuah makalah, disebutkan

على قدر المحبة تكون سراية الحال

 "Sesuai kadar mahabbah kita kepada para Masyayikh kita, maka potensi kita memiliki pola, pikiran, pergerakan, dan cita-cita guru kita, ya sekadar itu." (Gus Kautsar, Ploso)

Semakin persis laku-perilaku seorang santri dengan kiainya, semakin nyata bangunan mahabbah yang dibangun. Keinginan untuk bisa mencapai derajat guru makin tinggi. Begitu pula sebaliknya. 

Bukan hanya dalam perilaku yang nampak, melainkan juga pola pikir dan gagasan yang tidak nampak. Santri yang dekat dengan kyainya akan merasa bahwa tidak susah mencari sosok 'idola' di lingkungan pesantren.

Dekat di sini bukan berarti kedekatan fisik, namun lebih dari itu kedekatan batin. Santri yang secara fisik tidak dekat dengan kyai bukan berarti batinnya jauh dari kyai. Pun sebaliknya.

Bahkan, terkadang (beberapa kasus) santri yang notabenenya secara fisik sangat dekat dengan kyai tidak maksimal mendapatkan manfaat dari sang kyai. Sebab saking dekatnya, sifat-sifat kemanusiaan (basyariyah) kyai nampak di depan santri.

Santri yang tidak bisa me-manage hati, ngolah rasa, dan berpikir dewasa, bisa jadi kurang menghormati sang kyai. "Kyai kok begitu," gumam santri yang dekat secara fisik namun jauh secara batin.

Kita diajari berdoa kepada Allah SWT agar menutup aib-aib kyai kita. 

اللهم استر عيوب مشايخى

Ya Allah, tutuplah aib-aib guru-guru kita.

Kebermanfaatan seorang kyai yang alim kadang-kadang dinikmati oleh orang-orang luar yang jauh. Hemat penulis, karena tidak melihat sisi-sisi kekurangan sang kyai, yang memang bukan berarti kurang, melainkan sifat basyariyah seorang manusia.

----------------------------------

Gus Nyleneh/Nakal

Bagaimana sikap seorang santri jika dihadapkan dengan seorang Gus (putra kyai) yang terkadang nyleneh?

Jumat, 04 Juni 2021

Dongeng Marsinah | Sapardi Djoko Damono


Kamis, 25 Maret 2021

Pesan Gus Melvin (Cak iin) || Haflah Akhirissanah PPDA


Semarang(24/03/2021) - Pondok Pesantren Durrotu Ahlussunnah wal Jamaah (PPDA) telah menyelenggarakan Khotmil Qur'an Haflah Akhirissanah XXXI. Salah satu pemberi mauidhoh adalah KH MELVIN ZAINUL ASYIQIEN, Putra KH Imam Yahya Mahrus Lirboyo.

Beberapa mawaidh yang disampaikan Beliau

(NB: Syarah penggalan mawaidh beliau akan penulis bahas kemudian di kesempatan yang lain fainsyaAllah)

1. Santri terbiasa tirakat 

2. Macam Santri:

Sumur: gak ngalih, diparani

Wuwur: teko, marani

3. Macam Kyai:

Catur: aktif di politik

من لم يعرف السياسة تأكله السياسة

Orang yang tidak kenal politik maka akan dimakan politik (KH Mahrus Aly)


Dhawuh imam Ghozali fi ihya':

من اشر الخلفطق يا رسول الله

العلماء السوء

Siapa orang yang paling buruk? Rasulullah menjawab ulama su'.


Ulama yang masuk ranah politik untuk kepentingan ummat maka masuk dalam anfauhum linnas.


Kya sembur, yakni yang memberikan doa-doa atau ijazah


من لم يهتم بأمور أخرى ليس منا

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak memperhatikan kepentingan ummat.


"Demenana apa sing ana ning sekitarmu, mangka bakal di senengi."


Santri lirkadya sarung, multifungsi. Banyak faedah. Nanging sepira larange sarung ora bakal ngalahke larange isi sarung.

Santri sing ruh ma'had (ruhul ma'ahid)e wis tumancep, apa wae sing kedaden ning masyarakat ora bakal ngrubah status santri.


Sapa wonge sing mutus hubungan karo gurune(kyaine) mangka bakal cilaka. (Sayyid Alawi al-Maliki)


Setiap menungsa duwe sisi positif & negatif. Termasuk makhluq iblis la'natuLlah 'alaih. 

(Habib Umar bin Smith)


Santri kudu siap dadi apa wae nalika ning masyarakat.


Qoidah santri: SAY YES untuk kemauan masyarakat.


Santri yen durung siap ning masyarakat, aja boyong sek.


Iblis pernah ingin taubat kepada Allah, tanya kepada nabi Adam.

Taubat diterima dengan satu syarat, harus sujud di maqom nabi Adam. Ternyata angkuhnya iblis masih, kondisi nabi Adam hidup saja dia tidak mau sujud, apa lagi sudah meninggal.


الناوى كالفاعل

Orang yang niat mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan.


من خالط الاخيار ظهر فعل الاخيار

Seneng kumpul kyai minimal mambu-mambu kyai.


و ما كان الله يعذبهم وهم يستغفرون

Ibadah yang tidak dibatasi adalah dzikir


Sholat, pasa.


Diniyah, musyawaroh, sekolah, kuliah dll min dzikrin.


"Ngobrol tentang pernikahan juga dzikir."


Petani ngobrol tentang pupuk. Pedagang yang ngobrol tentang untung. Santri yang ngobrol tentang ilmu alat.


Ma yanfauka liddunyaka waakhirorika fahuwa dzikrun.


Husnul khatimah diperoleh dari melakukan hal-hal yang hasanah.


Link Haflah:

https://youtu.be/fDteIvwVWQQ

Kamis, 25 Februari 2021

Aku Lelah, Kenapa Harus Aku?

 


Berikanlah pekerjaan kepada orang yang sibuk. Begitu kalimat yang sering kita dengar dari para orang bijak maupun orang sukses yang diwawancarai atau sedang memberikan motivasi di mana-mana.

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana kita menyerahkan pekerjaan kepada orang yang sibuk atau bahkan super sibuk? "Nggak logis lah. Dia kan waktunya sempit. Nggak selesai nanti  pekerjaannya. Harusnya kita menyerahkannya kepada orang yang tidak mempunyai kesibukan (re: nganggur)", kata sebagian orang.

Eitss nanti dulu.

Orang yang super sibuk punya jurnal sendiri. Setidaknya punya list daftar kegiatan yang akan dilakukan, beserta deadline-deadlinenya. Sekarang harus ini, nanti jadwalnya di sini, besok ini harus jadi, Minggu depan ada rencana ke sini, dan lain sebagainya.

Selesai dengan dirinya sendiri. Begitu kira-kira yang dapat penulis tangkap. Kalau melihat orang yang ringan tangan, enthengan, pernah nggak kita berpikir dia tidak punya masalah? Tentunya anggapan seperti itu pasti salah. Semua orang punya masalah masing-masing. Mungkin saja masalahnya jauh lebih pelik daripada yang dihadapi ratusan orang yang dibantu.

Yang membedakan ya cara menghadapi segala kesibukan dan permasalahan yang akan membawa kepada pola pikir dan sikap dewasa. Dewasa bukan ditentukan oleh usia, tapi bagaimana seorang yang diterpa berbagai kepelikan hidup lalu bisa survive.


Jumat, 19 Februari 2021

KEANEHAN LAUT MERAH ||Kisah Fir'aun


Seantero dunia telah masyhur kisah raja Firaun yang melegenda dan terus menjadi kajian para ilmuan, pun juga sejarawan. Laut merah menjadi saksi bisu sekaligus tempat Fir'aun menghembuskan nafas terakhir di dunia.


Sebelum membahas keanehan Laut Merah, kita lihat sedikit khulashoh Fir'aun hingga dengan jumawanya mendeklarasikan diri sebagai Tuhan. (Nggak cuma ngaku nabi, tapi ngaku tuhan)

Fir'aun (فرعون) sendiri berasal dari kata fir (فر) yang artinya lari dan 'aun (عون) yang berarti pertolongan, bila kita maknai menjadi orang yang lari (menjauh) dari pertolongan Allah SWT.


Digdaya yang dipunyai Fir'aun ternyata bukan didapat begitu saja. Tapi melalui tirakat panjang. (Bagaimana dengan kita yang bukan siapa-siapa, punya hajat punya keinginan tapi tirakat nol besar?)

Selama 40 tahun Fir'aun bertapa.  Allah SWT ternyata "menggrojog" welas padanya, hingga malaikat Jibril mendatanginya di pertapaan.


"Ya Fir'aun, Allah SWT telah mengampuni dosamu dan akan memasukkanmu ke dalam surga-Nya." kata Jibril sebagai bisyaroh minaLlah.

Tak disangka jawaban dari Fir'aun, "Aku ndak butuh surga, aku ndak takut neraka. Aku mau semua keinginanku hidup di dunia dapat terpenuhi".

Jawaban tersebut sontak membuat malaikat Jibril kaget terheran-heran.

"Jika keinginanmu sudah teguh, maka kamu harus cap darah jempol pada telapak tanganku dan mintalah keinginanmu", timpal malaikat Jibril untuk mengikat janji Fir'aun yang menginginkan dunia.


Fir'aun mengamini dan bersedia dengan perjanjian tersebut. Beberapa hal yang dimintanya antara lain diberikan umur panjang, tidak pernah sakit, ucapannya "mandi", serta mengalahkan NabiyuLlah Musa.

Akhirnya malaikat Jibril pergi meninggalkan Fir'aun. Dan seperti yang kita ketahui bersama, usia Fir'aun dalam beberapa keterangan disebut hingga 500 tahun, tidak pernah diuji sakit, segala perkataannya menjadi kenyataan dan berhasil "memojokkan" nabi Musa alaihissalam. Hingga suatu kejadian tatkala Fir'aun beserta bala tentaranya mengejar nabi Musa dan pengikutnya sampai laut merah. Nabi Musa selamat, dan Fir'aun sebaliknya.


Keanehan Laut Merah

Dikisahkan tujuh orang sarjana dari Inggris "nglencer" di lautan, dengan rencana 1 bulan. Mereka pergi tatkala musim penghujan. Sampailah mereka di laut merah.


Anehnya, di Laut Merah, air laut makin pasang tatkala musim kemarau. Begitupun sebaliknya. Pada saat musim penghujan, alih-alih pasang,  air laut justru surut. Dasar laut terlihat amat jelas dari permukaan. 


Jasad Fir'aun pun terlihat dari permukaan oleh ketujuh sarjana itu. Salah seorang dari mereka berkata, "Mayyit itu tidak mungkin masih utuh jikalau tenggelam di dalam air laut selama 40 hari. Siapa gerangan? Orang mana?"


"Kita ndak cukup waktu kalau mau menelitinya, kita hanya punya waktu liburan selama sebulan", sahut yang lain.

"Begini saja, kita perpanjang liburan hingga 2 bulan. Nanti kita lewat jalur ini lagi", tangkas lainnya.


Tibalah waktunya habis liburan, mereka kembali lewat jalur tadi. Ternyata jisim orang yang dilihat 2 bulan sebelumnya masih utuh. Setelah berdiskusi, diputuskan untuk mengangkat jasad dari dasar laut untuk keperluan penelitian.


Setelah diteliti cukup lama, tidak ada yang bisa membongkar misteri jasad yang utuh tersebut siapa dan orang mana. Mulai ahli sejarah, ilmuan seantero dunia belum mampu menguak rahasia dibalik utuhnya jasad orang yang tenggelam di air laut dalam waktu yang lama.


QodaruLlah, Maha Kuasa Allah SWT. Masalah pelik yang dihadapi oleh sejarawan dan ilmuwan seluruh dunia telah dijelaskan di Al Qur'an Al Karim.


فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ


Terjemah Arti: Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Q.S. Yusuf: 92)


Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu.” Ahli tafsir menyatakan bahwa Bani Israil ketika di dalam hatinya terdapat ketakutan yang sangat terhadap Firaun, maka mereka sepertinya tidak percaya kalau Firaun telah tenggelam, mereka meragukan itu. Maka Allah memerintahkan laut agar melemparkan Firaun ke atas agar ia menjadi tanda dan pelajaran bagi mereka. “Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” Oleh karena itu, tanda-tanda tersebut lewat berulang-ulang tetapi mereka tidak mengambil manfaat darinya karena mereka tidak memperhatikannya. Adapun orang dengan akal dan hati yang hadir maka dia dapat melihat ayat-ayat Allah sebagai dalil terbesar atas kebenaran sesuatu yang diberitakan oleh para rasul.


Redaksi "bibadanika" menginformasikan bahwasanya yang dijaga Allah SWT hanyalah jasad Fir'aun saja. Aslinya dia iman, aslinya dia Islam.  Seperti yang diterangkan dalam ayat berikut.


وَجَٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُۥ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدْرَكَهُ ٱلْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ


Terjemah Arti: Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Q.S. Yusuf: 90)


Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 

Allah menjadikan Musa dan para pengikutnya dapat menyeberangi laut dengan selamat, namun Fir’aun dan bala tentaranya berusaha mengejar mereka karena kezaliman dan permusuhan mereka. Hingga ketika Fir’aun tenggelam dan yakin akan binasa, ia berkata: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang diimani oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang yang tunduk kepada perintah dan larangan-Nya.”


Akhiron, hidayah hanya milik Allah semata, hak prerogatif-Nya. Maka dari itu, kita setiap hari berdoa memohon hidayah dan petunjuk kepada Allah SWT. Ihdinasshirotol mustaqiem. Aamiin Ya Mujibassailiin.


Referensi: 

https://tafsirweb.com/3364-quran-surat-yunus-ayat-90.html

https://tafsirweb.com/3366-quran-surat-yunus-ayat-92.html

Dhawuh KH Husein Ilyas (Semoga Allah memberikan usia yang barokah  fitho'atiLlah).

Rabu, 10 Februari 2021

Cengkirnya Mbah Abdul Karim || I'tibar

 Tarekat Mbah Manab Lirboyo


KH Abdul Karim atau Mbah Manab adalah muassis Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. 

Mbah Abdul Karim berasal dari Magelang. Dusun Banar, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan. Beliau mondok di Madura sekitar 27 tahun. Waqiila 23 tahun. Bilaa zaadin.


Beliau tidak mempunyai apa-apa. Kencenge pikir (cengkir) menjadi sangu beliau selama mondok hingga memperoleh derajat luhur. Mondok dengan bismillah tawakkaltu alaLlah.


Menurut penuturan Yai Kafa, Mbah Abdul Karim hanya punya ageman sepasang tatkala menjadi santri di Bangkalan, Madura. 


Sambil "slurup" Beliau mencuci ageman yang unik (re: hanya satu) itu. Seraya menunggu kering, yang beliau lakukan adalah menyibukkan diri dengan rengeng-rengeng melalar mandhumah karya Syeikh Muhammad bin Abdullah bin Malik al Andalusia. Ya, nadhom alfiyah ibn malik.


Begitulah kiranya beliau menjaga waktu selama mondok.


Qultu: sambil menyelam minum fanta. Sekali sawat, dua tiga emprit ciblok.


Kita tidak isykal kalau Lirboyo yang semasyhur sebesar sekarang. Ya karena tirakat para pendiri dan segenap masyayikh. Semoga kita diakui santri Mbah Manab Allah yarham.






Ma'khod: 

Haula'i Masyayikhuna hlmn 8

Dhawuh Yai Kafa & Yai Anwar Lirboyo Kediri

Baca juga:

https://kangnarlan.blogspot.com/2020/05/manaqib-singkat-kh-abdul-karim-lirboyo.html

Minggu, 07 Februari 2021

Ijabah Tanpa Berdo'a, Mungkinkah?

 Ijabah Tanpa Berdo'a


Sebagai hamba yang lemah, kita diperintahkan oleh Allah untuk memohon kepada-Nya. 

Setidaknya ada firman Allah dalam Al Qur'an al Kariem surat al Mu'min ayat 60 yang memerintahkan kita untuk memohon atau berdoa kepada-Nya.


وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Terjemah: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".


Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah (Dan Rabb kalian berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian) maksudnya, sembahlah Aku, niscaya Aku akan memberi pahala kepada kalian. Pengertian ini disimpulkan dari ayat selanjutnya, yaitu, (Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk) dapat dibaca Sayadkhuluuna atau Sayudkhaluuna, menurut bacaan yang kedua artinya, mereka akan dimasukkan ke dalam (neraka Jahanam dalam keadaan hina dina") dalam keadaan terhina.


Tidak berdoa tapi kebutuhan terpenuhi, bisa?


Jawabannya tentu bisa.

Di dalam kitab at Tibyan karya Syeikh Abu Zakariya Yahya an Nawawi, biasa kita kenal dengan sebutan Imam Nawawi, Beliau menuqil sebuah hadits yang berbunyi:


مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ 


"Barang siapa yang disibukkan dengan Al Qur'an dan ingat kepada-Ku, dan tidak meminta hajatnya, maka akan Ku berikan yang lebih baik daripada yang diminta orang-orang."


Syughul atau isytighol bil Qur'an dapat kita maknai belajar membaca Al Qur'an, belajar tajwid kandungan Qur'an, menghafal Al-Qur'an, mengi'robi kalimah di Qur'an, belajar tafsir, mengajarkan Al Qur'an, dan lain sebagainnya.


Allah SWT dalam hadits tersebut menunjukkan fadhol-Nya bagi orang-orang yang isytighol bil Qur'an. Tanpa kita memohon (berdoa) hajat-hajat kita. Fiddunya hattal ukhro.


Semoga kita dan dzurriyyah kita dijadikan sebagai ahlul Qur'an dan ahlul khoir. Aamiin aamiin ya rabbal 'aalamiin.


Sabtu, 06 Februari 2021

Meneng nang Omah, Rizqi sing Teka tan Kinira

 

Meneng nang Omah, Rizqi[1] sing Teka tan Kinira

Katib: Al Faqir Al Jatihadi

 

Ada orang yang berdiam diri di rumah, tidak bekerja. Hukumnya apakah harom, mubah, atau sunnah?


Jawaban singkatnya hal itu tidak harom. Alasannya, disamakan dengan orang yang berada di daerah antah berantah dan sudah biasa (terlatih) berkelana. Jika tidak terbiasa dan tanpa bekal, maka harom.

Orang yang berdiam diri di rumah, harus bersabar. Namun andaikata dia sengaja, tidak bekerja sama sekali, menutup pintu hingga tidak ada yang menjangkau, maka sama halnya bunuh diri, harom hukumnya.

Jika pintunya dibuka, tidak sibuk wiridan, tidak mengajar ngaji dll maka afdhol bekerja di luar rumah. Tetepi berdiamnya tidak dihukumi harom. Hanya saja lebih baik bekerja, daripada plonga-plongo di rumah tanpa syughul. Dalam diksi jawa kita kenal ora ilok.

Sekiranya berdiam diri di rumah menimbulkan mafsadah/ muhlikah, madhorot hingga hilangnya nyawa, maka wajib keluar rumah, meminta orang lain, dan bekerja.

Lain halnya dengan orang yang tathollu’ (mengharap) kepada Allah SWT, isytighol dengan dzikriLlah, hobi wiridan, membaca AL Qur’an, tidak khawatir dengan rizqi. maka tsubut afdhol. Ini merupakan maqom tawakal. Afdholul mahqomat. Rizqi yang la yuhtasab.

Selama rizqi masih menjadi jatah kita, secepat kilatpun kita berlari, maka rizqi akan menyusul kita. Berlaku sebaliknya. Sama halnya maut. Sejauh apapun kita berlari, sekuat apapun kita bersembunyi maut akan sampai.

Kita bisa amati di sekeliling. Para ulama, para kyai yang secara dhohir hanya isytighol mengejawentahkan ilmu, menghidmahkan seluruhnya untuk keberlangsungan Agama, tidak pernah khawatir perihal rizqi.

 

Inilah yang dinamakan tawakal.

Kita bahas sedikit mengenai ikhtiyar dan tawakal. Kita wajib berikhtiyar, dengan dibekali pasrah sejak awal. Kita wajib percaya sebab, tapi jangan meninggalkan hakikat Musabbibul Asbab, Sang Kholiq Pencipta alam semesta.

Salah satu doa yang tidak diistijabah adalah doa menolak rizqi, seperti doa menolak kematian. Andaikan ada doa menolak rizqi dan sejenisnya, Allah menyebut orang ini jahil (re: guoblog). Bagaimana Aku menciptakanmu dan Aku tidak memberimu rizqi?

RasuluLlah SAW bersabda, “Andaikan kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal niscaya Allah akan memberi rizqi kepadamu seperti rizqi burung yang keluar sarang dalam keadaan lapar dan pulang dengan perut kenyang, bahkan gunung bisa hancur sebab doamu.”

NabiyuLlah Isa alaihissalam bersabda, “Amatilah burung, dia tidak pernah menanam, ridak pernah memanen, tidak pernah menyimpan makanan dan Allah memberikan rizqi tiap harinya. Jika kalian berkomentar karena perut burung kecil, lihatlah bagaimana Allah menggrojogkan rizqi kepada sapi dan gajah”.

Abu Ya’qub as Susiy berkata,” Rizqi orang-orang yang bertawakal (mutawakkilun) dibawa oleh tangan-tangan orang lain, tanpa kesusahan. Sementara orang yang tidak tawakal masyaqot dan isytighol dengan kesibukan mereka.”

Sebagian ulama dhawuh, “Hamba Allah rizqinya di bawah naungan Allah. Sebagian dengan cara yang hina seperti pengemis. Sebagian dengan cara kesusahan dan menunggu seperti pedagang. Ada yang harus mempertahankan, seperti tukang. Sebagian dengan cara yang mulia yaitu para sufi para ulama yang tidak tahu darimana jalannya rizqi itu datang.

 

Referensi:

Kitab Ihya’ Ulumiddin 3/363 Maktabah Syameela

 

Berikut redaksi kitabnya:

فإن قلت: ما قولك في القعود في البلد بغير كسب، أهو حرام أو مباح أو مندوب؟ فاعلم أن ذلك ليس بحرام لأنه كفعل صاحب السياحة في البادية إذا لم يكن مهلكاً نفسه فهذا كيف كان لم يكن مهلكاً نفسه حتى يكون فعله حراماً، بل لا يبعد أن يأتيه الرزق من حيث لا يحتسب ولكن قد يتأخر عنه، والصبر ممكن إلى أن يتفق، ولكن لو أغلق باب البيت على نفسه بحيث لا طريق لأحد إليه ففعله ذلك حرام، وإن فتح باب البيت وهو بطال غير مشغول بعبادة فالكسب والخروج أولى له، ولكن ليس فعله حراماً إلا أن يشرف على الموت: فعند ذلك يلزمه الخروج والسؤال والكسب،

 وإن كان مشغول القلب بالله غير مستشرف إلى الناس ولا متطلع إلى من يدخل من الباب فيأتيه برزقه، بل تطلعه إلى فضل الله تعالى واشتغاله بالله، فهو أفضل، وهو من مقامات التوكل؛ وهو أن يشتغل بالله تعالى ولا يهتم برزقه، فإن الرزق يأتيه لا محالة؛ وعند هذا يصح ما قاله بعض العلماء: وهو أن العبد لو هرب من رزقه لطلبه، كما لو هرب من الموت لأدركه، وأنه لو سأل الله تعالى أن لا يرزقه لما استجاب وكان عاصياً، ولقال له: يا جاهل، كيف أخلقك ولا أرزقك؟

 ولذلك قال ابن عباس رضي الله عنهما: اختلف الناس في كل شيء إلا في الرزق والأجل، فإنهم أجمعوا على أن لا رزاق ولا مميت إلا الله تعالى. وقال صلى الله عليه وسلم: " لو توكلتم على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصاَ وتروح بطاناً ولزالت بدعائكم الجبال " .

وقال عيسى عليه السلام: انظروا إلى الطير لا تزرع ولا تحصد ولا تدخر والله تعالى يرزقها يوماً بيوم، فإن قلتم نحن أكبر بطوناً فانظروا إلى الأنعام كيف قيض الله تعالى لها هذا الحق للرزق.

وقال أبو يعقوب السوسي: المتوكلون تجري أرزاقهم على أيدي العباد بلا تعب منهم وغيرهم مشغولون مكدودون.

وقال بعضهم: العبيد كلهم في رزق الله تعالى، لكن بعضهم يأكل بذل كالسؤال، وبعضهم بتعب وانتظار كالتجار وبعضهم بامتهان كالصناع، وبعضهم بعز كالصوفية يشهدون العزيز فيأخذون رزقهم من يده ولا يرون الواسطة.

 



[1] Rizqi mencakup jasmani dan rohani, dhohir bathin

Rabu, 03 Februari 2021

Husnudzon biLlah || Baca Ketika Ada Masalah

 

Husnudzon biLlah

Salah satu rukun iman dalam Agama Islam ialah iman kepada qodho’ dan qodar, baik dan buruk. Maknanya kita menerima semua yang Allah takdirkan untuk kita, meskipun dalam pandangan kita itu buruk. Sakit misalnya.


Ini dibaca sendiri ya, males buat terjemahnya 😊

 

حسن الظن بالله من العبادات الجليلة التي يبنغي أن يملأ المؤمن بها قلبه في جميع أحواله ويستصحبها في حياته، في هدايته، في رزقه، في صلاح ذريته، في إجابة دعائه، في مغفرة ذنبه ، في كل شيء.

يقول ابن مسعود رضي الله عنه: "والذي لا إله غيره ما أعطي عبد مؤمن شيئا خيرا من حسن الظن بالله تعالى، والذي لا إله غيره لا يحسن عبد بالله الظن إلا أعطاه الله عز وجل ظنه، ذلك بأن الخير في يده " رواه ابن ابي الدنيا".

ما أروع حسن الظن بالله حين يوقن المؤمن أن بعد الكسر جبرا، وأن بعد العسر يسرا، وأن بعد التعب راحة، وبعد الدمع بسمة، وبعد المرض شفاء، وبعد الدنيا جنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين.

قل للذي ملأ التشــاؤم قلــبه .. ومضى يضيق حولنا الآفاقا

سر السعادة حسن ظنك بالذي .. خلق الحياة وقسم الأرزاقا

يقول الحبيب المصطفى صلى الله عليه وسلم: يقول الله تعالى: [أنا عند ظن عبدي بي].

من ظن بالله خيرا أفاض عليه جزيل خيراته وجميل كراماته، ومن عامل الله باليقين أدهشه الله من عطائه بما يفوق خياله، فالله جل جلاله يعامل عباده على حسب ظنونهم به، ويفعل بهم ما يتوقعونه منه وفوقه.

 

إذا دعوت فظن بالله خيرا أنه سيستجيب دعاءك، وإذا أنفقت في سبيل الله فظن بالله خيرا أنه سيخلف عليك، وإذا تركت شيئا لله فظن بالله خيرا أنه سيعوضك خيرا مما تركت، وإذا استغفرت فظن بالله خيرا أنه سيغفر لك وسيبدل سيئاتك حسنات.

إذا ضــاقت فــباب الله رحــب .. ومـا خــاب الــذي لله آبــا

متى ما استحكمت قل يارحيما .. يفرجـها ويمنــحك الثوابـا

وأحسن بالكريم الظنَّ دوما .. تجد من لطفه العجب العجابا

 

قال المأمون لمحمد بن عباد: "بلغني أنه لا يقدم أحد البصرة إلا أضفته؟

فقال: منْعُ الجودِ سوءُ ظنٍّ بالمعبود. وفي رواية "من له مولى غني لم يفتقر".

 

المواطن التي يتأكد فيها حسن الظن بالله تعالى:

أولا: عند الأزمات، والملمات، والتضحيات، وكثرة الفتن، وتقلب الأمور، وغلبة الديون، وضيق العيش ومثل ذلك

ففي الحديث: [من نزلت به فاقة فأنزلها بالله يوشك الله له برزق عاجل أو آجل](رواه أبو داود والترمذي والحاكم).

ذكر القرآن حال الأنبياء في حال الشدائد العصيبة من حسن ظنهم بربهم ويقينهم وثقتهم بوعده، عقيدة راسخة وليست خواطر عابرة.. قال موسى لقومه لما قالوا: {إنا لمدركون قال كلا إن معي ربي سيهدين فأوحينا إلي موسى أن اضرب بعصاك البحر فانفلق فكان كل فرق كالطود العظيم}سورة الشعراء.

وقال محمد صلى الله عليه وسلم للصديق يوم جاء أعداؤه إلى الغار {لا تحزن إن الله معنا}سورة التوبة ، وقال: [ياأبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما]؟

توقع صنع ربك سوف يأتي .. بمــا تهــواه مـن فــرج قــريـب

ولا تيأس إذا ما ناب خطب .. فكم في الغيب من عجب عجيب

ثانيا: عند الدعاء

من كانت علاقته بالدعاء قوية هانت عليه المصائب، وتيسرت له السبل، وبورك له في كل شيء يسلكه، ففي الحديث الشريف "لن يهلك مع الدعاء أحد" أخرجه الحاكم في المستدرك وفي الحديث الآخر "ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة" رواه الترمذي.

قال عمر: "إني لا أحمل هم الإجابة ولكن أحمل هم الدعاء، فإذا أُلهِمت الدعاء فإن الإجابة معه".

ثالثا: عند التوبة:

يوقن المسلم بسعة رحمة الله، وأنه يقبل التوبة عن عباده وأنه يعفو عن السيئات.

جاء الفضيل إلى سفيان الثوري في يوم عرفة وقال له: من أسوأ الناس حالا في هذا اليوم؟ قال: من ظن أن الله لا يغفر لهم.

لأن هذا من سوء الظن بالغفار الذي وسعت رحمته كل شيء.

رابعا: عند الاحتضار

ففي الحديث: [لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله عز وجل] رواه مسلم.

قال إبراهيم النخعي: "كانوا يستحبون أن يلقنوا العبد محاسن عمله عند موته لكي يحسن الظن بربه".

 

مرض أعرابي فقال له الطبيب: إنك ستموت. فقال: ثم إلى أين سأذهب؟ قال إلى الله. فقال: ما كراهتي أن أذهب إلى من لا أرى الخير إلا منه؟

واحتضر رجل فقالوا له: ما ترى الله فاعلا بك؟

فقال: لقد أكرمني وأنا في داري، فلن يكون أقل كرما وأنا في داره.

قال أعرابي لابن عباس: من يحاسب الناس يوم القيامة؟ قال الله.

قال نجوت ورب الكعبة؛ لأن الكريم إذا ملك رحم، وإذا قدر عفا.

 

يقول الحسن البصري رحمه الله تعالى محذرا ومبينا الفرق بين حسن الظن والغرور:

"إن قوما ألهتهم الأماني حتى خرجوا من الدنيا ومالهم حسنة يقول أحدهم: إني أحسن الظن بربي.. وكذب، لو أحسن الظن لأحسن العمل".

 

تأمل في الحياة ترى أمورا .. ستعجب إن بدا لك كيف كانت

فكــم من كربة أبكت عيونا .. فهونــها الكــريم لنــا فـهانــت

وكم من حاجة كانت سرابا .. أراد الله لــقيــاهـــا فــحانـــت

وكم ذقنا المرارة من ظروف .. برغــم قســاوة الأيـام لانت

هي الدنـيــا لنــا فيــها شؤون .. فإن زينـتها بالصـبر زانـت

 

اللهم ارزقنا حسن الظن بك، وصدق التوكل عليك، ولذة الافتقار لك.

 

Source:

https://www.islamweb.net/ar/article/229837/%D8%AD%D8%B3%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B8%D9%86-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D8%A8%D8%A7%D8%AF%D8%A9-%D9%88%D8%B3%D8%B9%D8%A7%D8%AF%D8%A9

Realistis Itu Seperti Apa? | Dr. Fahruddin Faiz

Hidup Realistis Jauhi Beban Hidup 1. Konsep Self Reservation. Lestarikan dirimu, penuhi semua hobi kesenangan secukupnya.  2. He who lives i...

Most Viewed || Banyak Dilihat