Tarekat Mbah Manab Lirboyo
KH Abdul Karim atau Mbah Manab adalah muassis Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Mbah Abdul Karim berasal dari Magelang. Dusun Banar, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan. Beliau mondok di Madura sekitar 27 tahun. Waqiila 23 tahun. Bilaa zaadin.
Beliau tidak mempunyai apa-apa. Kencenge pikir (cengkir) menjadi sangu beliau selama mondok hingga memperoleh derajat luhur. Mondok dengan bismillah tawakkaltu alaLlah.
Menurut penuturan Yai Kafa, Mbah Abdul Karim hanya punya ageman sepasang tatkala menjadi santri di Bangkalan, Madura.
Sambil "slurup" Beliau mencuci ageman yang unik (re: hanya satu) itu. Seraya menunggu kering, yang beliau lakukan adalah menyibukkan diri dengan rengeng-rengeng melalar mandhumah karya Syeikh Muhammad bin Abdullah bin Malik al Andalusia. Ya, nadhom alfiyah ibn malik.
Begitulah kiranya beliau menjaga waktu selama mondok.
Qultu: sambil menyelam minum fanta. Sekali sawat, dua tiga emprit ciblok.
Kita tidak isykal kalau Lirboyo yang semasyhur sebesar sekarang. Ya karena tirakat para pendiri dan segenap masyayikh. Semoga kita diakui santri Mbah Manab Allah yarham.
Ma'khod:
Haula'i Masyayikhuna hlmn 8
Dhawuh Yai Kafa & Yai Anwar Lirboyo Kediri
Baca juga:
https://kangnarlan.blogspot.com/2020/05/manaqib-singkat-kh-abdul-karim-lirboyo.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar